Makalah Peran Multimedia Dalam Dunia Pertanian
pada pembahasan sebelumnya kita telah mengetahui pengertian multimedia dan agribisnis. nah disini kita akan membahas apa sih pengaruh multimedia terhadap dunia pertanian?
yuk langsung kita bahas!
mau tahu yang lebih lengkap?
yuk download makalahnya Disini
yuk langsung kita bahas!
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dalam Bidang Pertanian
E-Agriculture
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah meliputi berbagai bidang
kehidupan masyarakat, termasuk bidang pertanian. Penetrasi TIK di bidang
pertanian ini sering disebut dengan istilah electronic Agriculture yang
disingkat e-Agriculture. FAO mengusulkan defenisi e-Agriculture sebagai berikut:
“e-Agriculture” is an emerging field
in the intersection of agricultural informatics, agricultural development and entrepreneurship,
referring to agricultural services, technology dissemination, and information
delivered or enhanced through the Internet and related technologies. More
specifically, it involves the conceptualization, design, development,
evaluation and application of new (innovative) ways to use existing or emerging
information and communication technologies (ICTs).
Pada
dasarnya e-Agriculture adalah pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam bidang pertanian. Pemanfaatan ini dapat dilakukan di semua aktivitas
pertanian, mulai dari proses produksi sampai pada pemasaran hasilnya.
Pemanfaatan TIK dapat meliputi berbagai aspek, baik itu perangkat
telekomunikasi, komputer ataupun perangkat lunaknya. Tentunya dengan
e-Agriculture ini diharapkan TIK dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu
mengatasi berbagai kendala yang ada. Beberapa negara telah memiliki cerita
sukses tentang e-Agriculture ini salah satunya India dengan e-Choupalnya, Demikian pula Jepang dan Korea yang telah memanfaatkan
e-Agriculture. Di Indonesia, pemerintah berupaya untuk memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai instrumen akselerasi pembangunan
pertanian. Dalam Rencana Strategik (RENSTRA) Departemen Pertanian, 2005-2009,
telah dicanangkan kebijakan operasional program TIK, yaitu: (i). Pengembangan
dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian, (ii). Peningkatan
Pemanfaatan dan Penyebaran Informasi, (iii). Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, dan (iv). Pengembangan dan
Penataan Kelembagaan Sistem Informasi. Di Indonesia terdapat pula organisasi
yang berfokus pada pemanfaatan TIK di bidang pertanian yaitu Himpunan Informatika Pertanian Indonesia
(HIPI). Di bawah
ini beberapa contoh riset dan pengalaman pemanfaatan TIK di bidang pertanian:
- Untuk mendukung perekaman jurnal kegiatan pertanian, Kouno dkk, telah mengembangkan sebuah sistem yang mengkombinasikan web camera dan sebuah robot metrologi. Web camera ini secara otomatis mengumpulkan foto-foto tanaman yang digunakan untuk menganalisa secara jarak jauh (remote) kondisi dan perkembangan tanaman.
- Sugawara, mengembangkan sebuah jurnal kegiatan pertanian berbasis mobile-phone untuk mengumpulkan data pertanian
- Otuka dan Yamakawa mengembangkan sistem berbasis PDA yang dikombinasikan dengan Global Positioning System (GPS) untuk mengumpulkan data pertanian dan lokasinya
- Fukatsu dkk mengembangkan sistem untuk memonitoring sebuah area pertanian, sistem ini diberi nama Field Server. Sistem ini memiliki sejumlah sensor untuk memantau suhu, kelembaban, sinar matahari, kondisi tanah. Serta memiliki fitur untuk terhubung ke jaringan Internet.
- Seorang petani jepang yang melengkapi greenhouse-nya dengan sistem web camera yang semula ditujukan untuk memantau kondisi dan perkembangan tanamannya, tetapi kemudian sistem ini digunakannya sebagai sistem untuk mempromosikan tanaman/buah2an yang ada di greenhouse-nya menggunakan web camera untuk memantau tanamannya dan mengubungkannya ke jaringan Internet, petani ini menjual tanamannya kepada pembeli dan memberikan kebebasan sang pembeli memantau perkembangan buah-buahan tersebut melalui web hingga siap dipanen.
Selain
e-Agriculture, dalam bidang pertanian terdapat pula istilah electronic
Agribusiness (e-Agribusiness) istilah ini mengacu pada kegiatan bisnis di
pertanian (agribisnis) seperti pemasaran hasil-hasil pertanian yang memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, salah satu contohnya pemanfaatan e-Commerce
untuk bertransaksi hasil-hasil produksi di bidang pertanian.
Pemanfaatan TIK dalam Mendukung
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Menurut
Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR 1988), “pertanian
berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan
atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam”
(pengelola usaha tani yang memiliki tingkat keberdayaan berkelanjutan).
Diharapkan pertanian yang berkelanjutan akan menghasilkan pula petani yang
berdaya secara berkelanjutan pula. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan adalah
sebagai berikut:
1) Mantap secara ekologis, yang berarti
kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara
keseluruhan–dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah
ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola serta kesehatan
tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis
(regulasi sendiri). Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan yang dapat
diperbaharui.
2) Dapat berlanjut secara ekonomis,
yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan dan dapat
melestarikan sumber daya alam dan meminimalisasikan risiko.
3) Adil, yang berarti sumber daya dan
kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua
anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan
lahan dan modal yang memadai dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat
berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan di lapangan dan
di masyarakat.
4) Manusiawi, yang berarti bahwa martabat
dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan
nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama,
rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan
spiritual masyarakat.
5) Luwes, yang berarti masyarakat desa
memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usahatani yang
berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan dan permintaan
pasar.
mau tahu yang lebih lengkap?
yuk download makalahnya Disini
Komentar
Posting Komentar